Gema Gita dan Kisah ‘Terbentur, Terbentur, dan Terbentuk’
“
Putus sekolah sempat membuat Gema Gita terpuruk. Namun, Gema tidak menyerah untuk membuktikan kepada dunia bahwa dia bisa bangkit dari keterpurukan.
Gema Gita, pencetus Gema Gita Rajut, memiliki latar belakang yang cukup kelam. Situasi di mana dirinya harus merelakan gelar pendidikan karena keterbatasan ekonomi membuatnya sempat terpuruk. Namun, keterpurukan itu tidak membuatnya pantang menyerah demi mengubah kisahnya agar menjadi lebih baik.
Putus sekolah membuat dirinya lebih banyak mengurung diri di rumah. Momen itu rupanya menjadi titik balik, sebab Gema jadi punya banyak waktu untuk menggali potensi dalam dirinya. Ia ingat, dulu ketika masih mengenyam pendidikan di tingkat SMA, ia sempat belajar merajut. Keahlian itu kemudian menjadi modal buat menekuni dunia kerajinan tangan yang menjadi awal mula berdirinya Gema Gita Rajut.
Memendam Asa Demi Sebuah Tujuan
Gema sempat berpikir untuk melanjutkan pendidikan dengan uang yang sudah dikantongi. Namun pada akhirnya, ia memilih mengalihkan fungsi uang tersebut untuk dijadikan sebagai modal awal membangun unit bisnis yang sedang dirintis.
Ternyata, Gema Gita Rajut mendapatkan reaksi positif dari lingkungan sekitar. Ia pun mulai memberanikan diri untuk menyelam lebih dalam di dunia bisnis. Beragam kegiatan yang diikuti untuk membekali diri dalam hal pengetahuan berbisnis pun membuatnya jadi lebih berani bersosialisasi kembali dengan dunia luar.
Kisah ini tampak akan berlanjut manis dan berujung kebahagiaan. Namun Gita belum bisa mencapai titik itu karena berbagai rintangan. Gita merasa produksinya memiliki kualitas yang berbeda dikarenakan murni dari buatan tangan.
Pembuktian Kepada Dunia Luar
Beragam masalah yang dialami tidak membuat Gema berhenti melangkah. Kata gagal tak pernah terbesit dalam kamusnya. Motivasi untuk membuktikan kepada dunia luar bahwa dirinya punya bakat dalam suatu hal terus menjadi motor penggeraknya. Ambisi untuk membawa Gema Gita Rajut bersaing di tingkat nasional, bahkan dunia, membuatnya semakin termotivasi untuk merintis karir di dunia bisnis dan wirausaha.
Empowering Youth For Work (EYW), sebuah program yang digagas ANGIN dan Oxfam Indonesia, menarik perhatiannya. Ia percaya program ini bisa membantunya menyelesaikan permasalahan bisnis yang tengah menghalanginya. Keputusannya tidak salah, sebab Gema mendapatkan banyak ilmu bermanfaat dari keikutsertaannya di EYW.
Kelas periklanan yang disajikan oleh EYW dirasa sangat membantu meningkatkan penjualannya yang sempat menurun. Setelah menyelesaikan keikutsertaannya dalam program EYW, kini Gema semakin lihai dalam memperkenalkan produknya melalui media sosial dan telah mendapatkan banyak pelanggan bahkan dari luar pulau Sulawesi.
Beranikan Diri dan Kuatkan Tekad
“Beranikan diri dan kuatkan tekad untuk memanfaatkan setiap jalan yang ada. Menurutku, hal terpenting dalam menjalani sebuah usaha ialah niat dan tekad diri sendiri, hal ini perlu diluruskan, sehingga usaha yang dilakukan tidak berujung sia-sia,” pesan Gita kepada generasi muda Indonesia yang berada di rural area agar mau memulai usahanya.
Setelah mengikuti program EYW, Gita berharap unit bisnisnya bisa berkembang dan terkoneksi dengan banyak orang di lingkup profesional. Selain itu, ia juga berharap usahanya bisa menjadi contoh buat para pengusaha muda di Kota BauBau untuk terus semangat berwirausaha.