Ketika membangun startup, founder sudah harus memiliki rencana jangka panjang bagi bisnisnya. Salah salah hal yang harus direncanakan adalah exit strategy.
Exit strategy yang paling umum ditempuh yaitu merger and acquisition (M&A) dan Initial Public Offering (IPO). WhatsApp adalah contoh perusahaan global yang memilih jalur M&A, sementara Alibaba dan Facebook memutuskan untuk go IPO.
Di Indonesia sendiri, kita sudah mendengar beberapa startup teknologi diakuisisi oleh perusahaan lebih besar, seperti baru-baru ini Tiket.com oleh Blibli.com dan Midtrans oleh GO-JEK. Tahun lalu, Kioson dan MCash resmi mencatatkan saham perdana mereka di Bursa Efek Indonesia (BEI).
IPO yang dilakukan oleh kedua startup ini bisa dibilang sukses, dengan permintaan saham lumayan tinggi dari investor. Harga saham mereka pun naik jauh dari harga patok awal.
Apa saja hal yang harus dipersiapkan jika startup ingin go public? Bagaimana proses pencatatan saham perdana di BEI?
Bursa Efek Indonesia, Kresna Securities dan BLOCK71 Jakarta mengajak para founder startup untuk mengikuti sesi mengenai “Startups #GoPublic”. Adapun topik yang akan dibahas yaitu:
- IPO Overview and Regulation oleh perwakilan BEI
- Pre-IPO Process and Business Valuation for Startup Company oleh Octavianus Budiyanto, President Direktur Kresna Securities
- Panel discussion tentang IPO success story, menghadirkan Martin Suharlie, CEO of MCash, perwakilan BEI dan Octavianus Budiyanto, President Director Kresna Securities. Panel discussion ini akan dimoderatori oleh Adrian Lim, Direktur BLOCK71 Jakarta
To RSVP, click HERE!